Situs Resmi FGTIKKNAS

FGTIKKNAS SUKSES MELAKSANAKAN SEMINAR NASIONAL 2019

Federasi Guru TIK dan KKPI Nasional (FGTIKKNAS) kembali menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional dan Workshop Tahun 2019 dengan tema "Kupas Tuntas Mapel Informatika 2019". Pemilihan tema ini didasari atas terbitnya permendikbud nomor 35, 36, dan 37 Tahun 2018. Permendikbud nomor 35 sebagai dasar pijakan penyelenggaraan mapel informatika pada jenjang pendidikan SMP/sederajat, dan permendikbud 36 sebagai dasar penyelenggaraan mapel informatika jenjang pendidikan SMA/sederajat. Sedangkan permendikbud nomor 37 pada lampiran 60 dan 61 berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar mapel informatika jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Seminar Nasional Guru TIK tahun 2019 diselenggarakan pada tanggal 23 sampai dengan 24 Februari 2019 dengan menghadirkan narasumber-narasumber yang sangat kompeten, diantaranya: GTK Kemdikbud, Puskurbuk Kemdikbud, LPPPTK KPTK, dan Narasumber Nasional dari FGTIKKNAS dan praktisi TIK. Kegiatan seminar dibuka oleh Kepala Dikpora DIY yang diwakili oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) ibu Mulyati Yuniati, M.Si. Dalam Sambutannya, Ibu Kabid GTK DIY mengatakan "Dengan turunnya Permendikbud 35,36,37 tahun 2018 semua guru TIK harus menyiapkan diri. Salah satunya adalah sisi kompetensi dan paham regulasi. Acara seminar ini, diharapkan mampu menjadi titik tolak untuk mencapai itu".

Dra. Maria Widiani, M.A (GTK Kemdikbud) dalam materi Kebijakan GTK dan Pengembangan Karir Guru TIK/Informatika secara gamblang menjelaskan "Sesuai regulasi mata pelajaran Informatika efektif berlaku mulai tahun pelajaran 2019/2020. Namun demikian, juknis pelaksanaan mata pelajaran informatika sampai saat ini belum diterbitkan". Lebih lanjut, disampaikan bahwa "dengan berlakunya mata pelajaran informatika, Bimbingan TIK (BTIK) tetap dapat dijalankan. Sekolah dapat memilih sesua kesiapan sekolah yang meliputi (ketersediaan guru, infrastrukur, dan kebutuhan jam)". Narasumber berikutnya, Bapak Feisal Ghozali, LLM (Puskurbuk Kemdikbud) memaparkan muatan kompetensi informatika. Beliau menyatakan bahwa pemerintah sudah menyusun silabus informatika, bukan saja silabus pada jenjang pendidikan SMP/SMA, muatan informatika pada jenjang pendidikan SD/sederajat juga sudah ada. Hanya saja dokumen tersebut belum disahkan. "Jadi, bapak/ibu silahkan mengembangkan materi berdasarkan draft yang sudah ada", demikian tandas Faisal Ghozali.

Imran, S.Kom., M.T. (LPPPTK KPTK) dalam materi Implementasi Pembelajaran TIK dan Informatika secara teknis membahas tentang permendikbud 35 tahun 2018. Beliau menyampaikan bahwa, pada jenjang SMP/Sederajat mata pelajaran informatika merupakan pilihan bersama mata pelajaran prakarya. "Kalimat Prakarya dan/atau Informatika pada permendikbud 35 mengandung makna, sekolah dapat memilih salah satu atau melaksanakan kedua mapel tersebut sesuai dengan analisis kebutuhan masing-masing sekolah" terangnya.

Seminar Nasional Kupas Tuntas Mapel Informatika ini juga membahas tentang Beban Kerja dan PKG Guru TIK dengan narasumber Bapak Purwanto, S. Pd., S. Kom., M. Pd. Purwanto menjelaskan "Beban Kerja guru dihitung berdasarkan rumus 5M + PKB, jadi mengikuti kegiatan MGMP per minggu juga bagian dari pemenuhan beban kerja guru". Mengenai PKG, purwanto menjelaskan "PKG guru TIK sudah ada instrumen tersendiri, jadi tidak benar kalau guru TIK di nilai menggunakan instrumen guru mapel. Dalam instrumen PKG, PKG guru TIK dilakukan oleh (1) atasan langsung; (2) teman sejawat (3) peserta didik; (4) orang tua; dan (5) dari unsur kehadiran". Ketua umum FGTIKKNAS (Dr. Firman Oktora, S. Si., M. Pd.) dalam materi Pengembangan Kreatifitas Guru TIK dalam Pembelajaran Abad 21 memberikan motivasi kepada peserta seminar. "Guru pada Abad 21 wajib menguasai 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation), bagaimana bisa membuat siswa kritis sementara guru tidak kritis. Bagaimana bisa membuat siswa kreatif dan inovatif, sementara guru tidak kreatif. Selain itu guru TIK di Abad 21 juga harus memiliki sikap mental yang baik dan berkarakter", terangnya.

Yohan Adi Setiawan, S. Kom dalam materi Pengembangan Pembelajaran Berbasis STEM memaparkan "di Era Industri 4.0, pembelajaran berbasis STEM sangat diperlukan. Lebih-lebih pada mata pelajaran informatika, metode STEM seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam menyampaikan materi ajar". Sekjen FGTIKKNAS (H. Supriadi, S.E., MM) pada kegiatan  Diskusi Panel Pengkajian Materi TIK dan Informatika menyampaikan  sekaligus mengajak peserta seminar untuk optimis melangkah "regulasi sudah ada, draft silabus juga sudah ada, perkuat kegiatan MGMP untuk mulai membahas materi-materi di dalamnya. Tidak perlu galau, yang bisa implementasi informatika pada tahun pelajaran 2020/2021 laksanakan, yang belum bisa karena keterbatasan jam pelajaran jadikan muatan informatika sebagai materi bimbingan TIK".

Ketua Panitia Seminar Nasional, Toto Widi menjelaskan bahwa kegiatan seminar diikuti oleh lebih dari 85 peserta dari berbagai provinsi di indonesia, diantaranya: Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY. Setelah selesai seminar, setiap peserta diwajibkan untuk mengikuti daring sebagai penugasan mandiri. Adapun capaian hasil yang diharapkan dalam kegiatan daring adalah menyusun silabus dan RPP berdasarkan draft yang sudah ada. "Kami selaku panitia mengucapkan terimakasih atas kehadiran semua peserta yang antusias mengikuti kegiatan, juga kepada rekan panitia lokal DIY dan DPP. Tampa kerja sama yang baik, tidak mungkin kegiatan Seminar Nasional ini terlaksana dengan sukses" pungkasnya.